Fayakhun Andriadi Tekankan Nasib TKI Harus Diperjuangkan
Fayakhun Andriadi mengungkapkan
bahwa persoalan Buruh Migran Indonesia (BMI) bukan hanya kewenangan komisi 1X
DPR yang memang memiliki ruang lingkup kerja dalam Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dengan mitra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
BNP2TKI. Akan tetapi, permasalahan BMI juga menjadi wilayah kerja dari Komisi I
DPR dengan mitra kerjanya Kementerian Luar Negeri.
“Memang banyak
yang tidak mengetahui bahwa komisi I DPR RI juga berjuang untuk menyelesaikan
berbagai persoalan terkait TKI,” ungkap anggota Komisi I DPR RI Ir. Fayakhun Andriadi, M.Kom.
Fayakhun Andriadi kemudian
bercerita bahwa saat Kejadian tahun 2011 yang melibatkan seorang TKI dengan
diharuskan membayar uang Diyat, Komisi I juga berupaya menyelamatkan TKI
tersebut dari hukuman mati.
“Saat itu saya berjuang keras agar TKI
tersebut diselamatkan dengan membayar uang diyat menggunakan uang negara, dan
hasilnya positif,” terang Fayakhun Andriadi.
Fayakhun
Andriadi bercerita saat itu Menteri Luar Negeri (Menlu) dipanggil ke Komisi I
agar mau menggunakan uang negara untuk membayar Diyat, “kita paksa pakai uang
negara untuk menyelamatkan dulu, baru nanti diganti ke kas negara pakai uang
asuransi TKI yang dikumpulkan BNP2TKI,” terang pria kelahiran Semarang, 24
Agustus 1972 ini.
Menurut wakil
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR RI ini, upaya tersebut akhirnya berhasil
dan Menlu mau menalangi menggunakan uang negara dan akhirnya TKI tersebut
terhindar dari hukuman mati.
Diluar upaya
membela kepentingan TKI yang akan dihukum mati, Fayakhun Andriadi juga berupaya
memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak TKI yang berada di Malaysia
“Anak-anak TKI
ilegal yang ada di perkebunan Malaysia, sempat putus sekolah karena Pemerintah
Malaysia menerapkan uang SPP mahal untuk non negara Malaysia. Saya berhasil
melakukan pendekatan ke KBRI Malaysia agar mengirim tenaga-tenaga guru untuk
mendidik anak-anak TKI yang di perkebunan Malaysia,” terang Polikus muda dari
Partai Golkar ini.
Upaya tersebut
sekarang berlanjut, dan Pemerintah sudah memberikan perhatian pendidikan kepada
anak-anak TKI, Sekarang sudah berjalan dan terus ditingkatkan,” jelas Fayakhun
Andriadi.
Fayakhun
Andriadi mengakui bahwa saat ini memang masih banyak yang harus di benahi,
keberadaan KBRI dan KJRI di beberapa negara yang menjadi tujuan utama TKI masih
dikeluhkan oleh banyak TKI,
“Informasi
sekecil apa pun dari TKI terkait kinerja KBRI dan KJRI akan sangat berguna bagi
kami di komisi I karena terkait dengan mitra kami Kementerian Luar Negeri,” pungkas
Bendahara Umum Ormas MKGR.
Komentar
Posting Komentar